Minggu, 07 Desember 2014

EFEK TEMAN KAH?

MINDSET ATAU EFEK TEMAN?

yeeeyyy! sudah selesai ujian nasionalnya! daftar snmptn juga sudah. tinggal nunggu hasilnya dong ya? yap! waktu daftar snmptn pastinya dong kita pilih yang biasa di tempat bimbel  passing gradenya rendah. tetapi dari sebuah artikel yang saya baca, passing grade itu bukan jadi acuan juga loh. mau tahu mengapa? karena setiap universitas punya aturan menilai para calon mahasiswanya. tetapi ada juga  yang memilih passing grade rendah itu yang diterima? hoki. iya mungkin keberuntungan, dan rejeki dia memang sudah di universitas itu. ah sok tahu banget nih si penulis, pasti  engga di terima, karena itu dia bilang seperti itu! ya.. jujur saya memang kurang beruntung cara itu. saya menyebutnya kurang beruntung dan bukan gagal, karena ada cara lain untuk mendapatkan yang kita ingin bukan? sbmptn. ya. cara kedua yang ditempuh para calon mahasiswa untuk diterima dan ingin menjadi mahasiswa di universitas negeri. bimbel sana bimbel sini, duh semrawut, pokoknya gue harus dapat! waktu test bingung mau isi apa? ya sudahlah asal isi aja, hoki-hokian ini. tidak boleh seperti itu. tidak punya perasaan jika kalian seperti itu. ko? mengapa? karena kalian sudah diberikan fasilitas dari orang tua kalian, bimbel yang terkadang ada yang memilih di tempat berbeda. itulah cara kedua para calon mahasiswa yang sangat terobsesi  dengan uiversitas negeri. menunggu hasil dan ketika hasil mereka keluar. dan di iklan baris pada stasiun televisi mengebarkan “hasil sbmptn dan dilihat di via sbmptn.or.id. banyak cara mereka mengekspresikan perasaan mereka saat mengetahui hasil mereka. ada yang langsung up to date di aplikasi yang mereka punya dan selfie. ah gue dapat loh aaaa! dan berbagai cara mereka mengekspresikannya dan itu hak mereka. bagaimana yang belum diterima? ada yang menuduh, ko dia lolos? padahal waktu mengisi jawaban dia asal-asalan sedangkan guekan sudah pakai cara jitu apa yang ada di buku sbmptn. ada juga yang menangis histeria, mamaaa papaa aku engga mau tahu pokoknya aku harus di negeri, dia aja dapat padahal saat mengisi lembar jawaban dia sempat tertidur, aku engga mau tahu! dan orang tuanya meyakinkan masih ada cara sang anak untuk ke universitas negeri. ujian mandiri. pastinya mereka belajar lagi usaha lagi dan terus-menerus. agak santai tetapi pasti mengerjakannya. mereka menunggu sembari berdoa. ya allah loloskan hamba di test ujian mandiri ini, saya janji jika hamba diterima, belajar hamba semakin giat lagi, aaamiiin. dan hasilnya pun keluar. ya, untuk yang diterima mereka langsung daftar ulang, dan yang belum beruntung mau tidak mau memang rejeki mereka ke universitas swasta. tetapi ada pula, yang menawarkan. si bapak dan ibu hanya membayar 25juta dijamin masuk, karena tetangga saya pun begitu. ko bisa? iya kan sudah ada orang dalam. kesimpulan dari cerita saya, dan orang hebat yang saya dengar. “ kuliah swasta atau pun negeri sama saja, aturan setiap unveritas yang berbeda”. memang ada yang bilang jika kita di universitas negeri peluang mendapatkan kerja lebih besar, tetapi balik lagi ke diri masing-masing. bagaimana usaha kita mendapatkannya. percaya dan yakin bahwa di setiap universitas dan jurusan yang kalian pilih mempunyai peluang kerja. “uang tak lebih dari sarana. ia dapat menjadi sumber untuk menebar kebaikan dan sumber menebar kejahatan, atau bahkan tak mengasilkan apa-apa” di buku karangan jim stovall, di judul hadiah uang. dan apa sih yang kalian cari di dunia ini? saya pribadi, saya mencari kesuksesan untuk saya, dan keluarga saya. dengan cara apa? yakin dan percaya, berdoa berusaha, jangan melupakan yang wajib dilaksanakan. terimakasih J