Sabtu, 12 Maret 2016

CSS (Cascading Style Sheet)



Sejarah CSS
CSS (Cascading Style Sheet) adalah standar pembuatan dan pemakaian style untuk dokumen terstruktur. CSS digunakan untuk mempersingkat penulisan tag HTML \ seperti font, color, text,  dan table menjadi lebih ringkas sehingga tidak terjadi pengulangan tulisan. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML maupun XHTML. Meskipun demikian, bahasanya sendiri dapat dipergunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk juga SVG dan XUL. Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C).
CSS pertama kali bermula sejak munculnya SGML pada tahun 1970an. Sejak kemunculannya tersebut, CSS mengalami perkembangan yang sangat pesat. Format dasar CSS yang banyak kita gunakan sekarang ini merupakan ide dari seoang programmer bernama Hakon Wium Lie yang tertuang dalam proposalnya mengenai Cascading HTML Style Sheet (CHSS) pada bulan Oktober 1994 (dalam konferensi W3C di Chicago, Illinois). Kemudian, beliau bersama-sama dengan seorang temannya yang bernama Bert Bos mengembangkan suatu standard CSS.
Pada akhir tahun 1996, CSS telah resmi dipublikasikan (dan menyusul kemudian CSS Level 1 pada bulan Desember). Pengerjaan proyek ini juga didukung oleh seorang programmer bernama Thomas Reardon dari perusahaan software ternama, Microsoft. CSS digunakan oleh penulis maupun pembaca halaman web untuk menentukan warna, jenis huruf, tata letak, dan berbagai aspek tampilan dokumen. CSS digunakan terutama untuk memisahkan antara isi dokumen (yang ditulis dengan HTML atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang ditulis dengan CSS).
Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesibilitas isi, memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol terhadap tampilan, dan mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada stuktur isi. CSS memungkinkan halaman yang sama untuk ditampilkan dengan cara yang berbeda untuk metode presentasi yang berbeda, seperti melalui layar, cetak, suara (sewaktu dibacakan oleh browser basis-suara atau pembaca layar), dan juga alat pembaca braille. Halaman HTML atau XML yang sama juga dapat ditampilkan secara berbeda, baik dari segi gaya tampilan atau skema warna dengan menggunakan CSS.
Sekarang penggunaan CSS telah semakin meluas dan terus dikembangkan. Hal ini juga akan mempermudah seorang web designer dalam mengembangkan suatu halaman web (situs).
Ada 3 cara untuk memasang Script CSS pada dokumen HTML yaitu:
·         External Style Sheet (file CSS berbeda dari file HTML),
·         Internal Style Sheet (Kode CSS dipasang di dalam tag head HTML),
·         Inline Style Sheet (Kode CSS langsung dipasang di tag HTML, tidak direkomendasikan).


1.      CSS level 1
Pada tanggal 17 Agustus 1996 World Wide Web Consortium (W3C) menetapkan CSS sebagai bahasa pemrograman standard dalam pembuatan web. Tujuannya adalah untuk mengurangi pembuatan tag-tag baru oleh Netscape dan Internet Explorer, karena kedua browser tersebut sedang bersaing mengembangkan tag sendiri untuk mengatur tampilan web.
CSS 1 mendukung pengaturan tampilan dalam hal :
Font (Jenis ketebalan).
Warna, teks, background dan elemen lainnya.
Text attributes, misalnya spasi antar baris, kata dan  huruf.
 Posisi teks, gambar, table dan elemen lainnya.
 Margin, border dan padiing.
2.      CSS level 2
W3C menyempurnakan CSS tahap awal dengan menciptakan standard CSS 2 yang menjadi standard hingga saat ini pada tahun1998. Semua atribut dari CSS 1 dimasukkan dan diperluas dengan penekanan pada International Accessibiality and Capacibilty kususnya media-specific CSS. CSS 2 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap format dokumen agar bisa ditampilkan di printer.
3.      CSS level 3
CSS 3adalah versi terbaru dari CSS yang mampu melakukan banyak hal dalam mendesain website. CSS 3 dapat melakukan animasi pada halaman website, diantaranya animasi warna dan animasi 3D. Desainnya yang memudahkan dalam hal kompatibilitas websitenya pada smartphone dengan dukungan fitur baru yakni media query. Selain itu, banyak fitur baru pada CSS 3 yaitu : Multiple background, border-radius, drop-shadow, border-image, CSS-Math dan CSS Object Model.
Fitur terbaru CSS 3 :
·         Animasi, sehingga pembuatan animasi tidak memerlukan program sejenis Adobe Flash dan Microsoft Silverlight.
·         Beberapa efek teks, seperti teks berbayang, kolom koran dan “Word-Wrap”.
·         Beberapa efek pada kotak, seperti kotak yang ukurannya dapat diubah-ubah, transformasi 2 dimensi dan 2 dimensi, sudut-sudut yang tumpul dan bayangan.
Kelebihan dan Kekurangan CSS
Sama halnya dengan objek – objek lain yang ada dimuka bumi ini. Dalam penggunaanya, CSS juga tidak luput dari kelebihan dan kekurangan. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan CSS yang saya tahu.
Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan CSS :
Kelebihan CSS: 
·         CSS sangat mudah untuk dipelajari dan digunakan
·         CSS memisahkan antara Desain dan Konten Web/Blog
·         Pengaturan Desain dapat dilakukan seefisien mungkin
·         Karena satu css dapat dipakai beberapa kali ,maka dapat menghemat penulisan kode
·         Mempersingkat waktu kerja, baik saat membuat maupun saat modifikasi halaman Web/Blog
·         Ukuran file HTML jadi lebih kecil, karena biasanya CSS disimpan di file terpisah (External Stylesheet)
Kekurangan CSS :
·         CSS sangat menyita waktu karena tidak semua browser mengartikan sintaks-sintaks CSS yang sama
·         Kadang desain sudah terlihat rapih di suatu browser namun ketika dicoba di browser lain malah jadi acak-acakan
·         Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan script-script khusu(CSS Hack)
Mengapa Perlu Menggunakan CSS?
Sebuah halaman web ada baiknya memisahkan antara konten dan tampilannya. Hal tersebut berarti informasi yang ada di website harus berada pada pada halaman HTML, tetapi halaman HTML ada baiknya tidak berisi cara untuk menampilkan informasi tersebut. Adapun cara yang paling baik untuk menampilkan halaman yang berisi informasi tersebut adalah dengan menggunakan CSS.
Banyak keuntungan dalam membuat web dengan menggunakanCSS, karena CSS sudah menjadi elemen penting dalam pembuatan web yang sederhana dan sesuai dengan tekonologi web 2.0(web modern) yang menjadi sebuah tren web pada tahunini dan juga beberapa tahun berikutnya. Dan sejak dulu, CSS sudah dipertimbangkan menjadi salahsatu solusi cepat dan mudah dalam membuat web.
Dengan CSS, Anda bisa menentukan bagaimana sebuah elemen pada halaman web seharusnya terlihat dan hanya perlu memasukkan informasi tersebut sekali saja. Kemudian Anda hubungkan filee CSS tersebut pada halaman web yang Anda ubah style elemennya sesuai dengan style CSS.
Penulisan
Saat masuk pada bagian CSS, sering dijumpai kode sebagai berikut:
h1 {
color: #0789de;
}
Bagian pertama sebelum tanda ‘{}’ dinamakan selector, sedangkan yang diapit oleh ‘{}’ disebut declaration yang terdiri dari dua unsur, yaitu property dan value. Selector dalam pernyataan di atas adalah h1, sedangkan color adalah property, dan #0789de adalah value.
Selain itu ada tiga metode penulisan CSS atribut, yaitu :
·         Inline Style Sheet
CSS didefinisikan langsung pada tag HTML yang bersangkutan. Cara penulisannya cukup dengan menambahkan atribut style=”…” dalam tag HTML tersebut. Style hanya akan berlaku pada tag yang bersangkutan, dan tidak akan mempengaruhi tag HTML yang lain.

Contoh penulisan CSS dengan metode Inline Style Sheet :
<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Inline</title>
</head>
<body bgcolor=”#FFFFFF”>
<p id=”cth1?>
Ini adalah contoh tag P tanpadiformat menggunakan CSS </p>

<p id=”cth2? style=”font-size:20pt”>
Tag P ini diformat dengan besar font 20 point </p>

<p id=”cth3? style=”font-size:14pt; color:red”>
Tag P ini diformat dengan besar font 14 point, dan menggunakan warna merah </p>
</body>
</html>
·         Embedded Style Sheet
CSS didefinisikan terlebih dahulu dalam tag <style> … </style> di atas tag <body>. Pada pendefinisian ini disebutkan atribut-atribut CSS yang akan digunakan untuk tag-tag HTML, yang selanjutnya dapat digunakan oleh tag HTML yang bersangkutan.
Contoh penggunaan CSS dengan metode Embedded Style Sheet :
<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Embedded/title>
</head>
<style>
body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>
<body>
<h1 id=”cth1?>Judul ini berukuran 18 dengan warna merah!</h1>
<p id=”cth2?>Tag p ini di format dengan besar font 12 point dengan tipe font Arial dan mempunyai identasi 0.5 inch </p>
<p id=”cth3?>Yang perlu diperhatikan juga bahwa body disini telah diformat dengan margin kiri 0.5 inch dan warna background biru</p>
</body>
</html>
·         Linked Style Sheet
Metode ini hampir sama dengan metode Embedded Style Sheet, hanya saja pendefinisian tag <style> … </style> dibuat pada berkas terpisah dari berkas HTML yang membutuhkan CSS. Kemudian berkas lain tersebut disimpan dalam format .css.
Pada berkas HTML yang akan menggunakan berkas CSS, harus dibuat tag <link> yang dituliskan di antara tag <head> … </head>.
Contoh (simpan dengan nama contoh.css) :
<style>
body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>
Sifat CSS
Ada dua sifat CSS yaitu internal dan eksternal. Jika internal yang dipilih, maka skrip itu dimasukkan secara langsung ke halaman website yang akan didesain. Kalau halaman web yang lain akan didesain dengan model yang sama, maka skrip CSS itu harus dimasukkan lagi ke dalam halaman web yang lain itu.
Sifat yang kedua adalah eksternal di mana skrip CSS dipisahkan dan diletakkan dalam berkas khusus. Nanti, cukup gunakan semacam tautan menuju berkas CSS itu jika halaman web yang didesain akan dibuat seperti model yang ada di skrip tersebut.
Fakta Menggunakan CSS
Fakta Menggunakan CSS diantaranya :
·         Telah didukung oleh kebanyakan browser versi terbaru, tetapi tidak didukung oleh browser-browser lama.
·         Lebih fleksibel dalam penempatan posisi layout. Dalam layouting CSS, kita mengenal Z-Index untuk menempatkan objek dalam posisi yang sama.
·         Menjaga HTML dalam penggunaan tag yang minimal, hal ini berpengaruh terhadap ukuran berkas dan kecepatan pengunduhan.
·         Dapat menampilkan konten utama terlebih dahulu, sementara gambar dapat ditampilkan sesudahnya.
·         Penerjemahan CSS setiap browser berbeda, tata letak akan berubah jika dilihat di berbagai browser
·         CSS adalah layouting "Masa Depan" dengan penggabungan bersama XHTML.
Cara Kerja

Cara kerja CSS sangatlah mudah, karena CSS hanya membutuhkan style sebagai penentu dari font, warna, dan format-format lain untuk memformat atribut sebuah halaman web yang kita buat. Tiap style memiliki dua buah elemen dasar yaitu “selector” dan “declaration”.
Sebuah selector biasanya adalah tag HTML, sementara declaration adalah satu atau beberapa perintah / nilai dari CSS yang menunjukkan type bentuk yang diaplikasikan pada selector. Declaration ini biasanya di tandai dengan tanda kurung kurawal “{ }” , dan perintah atau nilai CSS yang berbeda dipisahkan satu dengan yang lain dengan menggunakan titik-koma “;” seperti terlihat pada contoh berikut :
< style type="text/css">
.teks {font-family:verdana; color:blue;}
< /style>
Disini terlihat bahwa .teks adalah selector, dan {font-family:verdana; color:blue;} adalah declaration.
Selector-selector dan style dalam CSS akan dimasukkan dalam sebuah tempat yang sama dalam isi dokumen HTML atau dibuat diluar dokumen HTML yang nantinya akan dipanggil untuk menentukan isi tampilan dokumen HTML. Anda hanya menunjuk pada selector-selector dimana akan mengaktifkan sebuah style yang anda inginkan.
Hal yang paling umum dalam memasukkan kode Style CSS dengan menggunakan tag < style type=”text/css”>. Tag < style type=”text/css”> ini selalu tampil dalam bagian < head> dan sebelum < /head> dari dokumen anda seperti terlihat pada contoh berikut :
< html>
< head>
< style type="text/css">
... aturan-aturan css ...
< /style>
< /head>
< body>
... Dokumen html yang akan diberikan aturan CSS ...
< /body>
< /html>
Untuk menentukan font dan warna-warna tiap kali anda memulai sebuah cell table, anda dapat menentukan sebuah style dan kemudian anda tinggal menunjuk ke style dalam cell table anda. Bandingkan contoh dari sebuah table berikut yang dibuat menggunakan HTML sederhana :
< html>
< head>belajar css
< /head>
< body>
< table>
< tr>< td bgcolor="red" align="center">
< font face="verdana" color="blue">belajar css1
< /font>< /td>< /tr>
< /table>
< /body>
< /html>
Bandingkan jika dokumen tersebut dibuat dengan menggunakan CSS (dengan menganggap bahwa sebuah selector yang dipanggil “teks” telah ditetapkan yang akan mengatur format teks dokumen html tersebut).
< html>
< head>< title>belajar css< /title>
< style type="text/css">
.teks { background-color:red; color:blue; font-family:verdana;}
< /style>
< /head>
< body>
< table>
< tr>< td class="teks">belajar css1< /td>< /tr>
< /table>
< /body>
< /html>
Perbedaan HTML dan CSS
HTML (yang Hypertext Markup Language) dan CSS
(Cascading Style Sheets) adalah dua teknologi inti untuk membangun
halaman Web. HTML menyediakan “struktur” dari halaman. CSS adalah
bahasa yang kuat untuk menggambarkan (visual dan pendengaran) tampilan
halaman, untuk berbagai perangkat. Seiring dengan grafis dan scripting,
HTML dan CSS adalah dasar-dasar membangun halaman Web dan Web Aplikasi.


HTML
HTML adalah bahasa untuk menggambarkan struktur halaman Web. HTML memberikan penulis  cara-cara untuk:
·         Publikasikan dokumen online dengan judul, teks, tabel, daftar, foto, dll
·         Mengambil informasi online melalui hypertext link, di klik sebuah tombol.
·         Desain formulir untuk melakukan transaksi dengan layanan jarak
jauh, untuk gunakan dalam mencari informasi, membuat reservasi, memesan
produk, dll
·         menyebarkan-lembaran, klip video, klip suara, dan aplikasi lain secara langsung dalam dokumen mereka.

Dengan HTML, penulis menggambarkan struktur halaman menggunakan
“markup.” The ” unsur-unsur “label bahasa potongan konten seperti”
paragraf, “” daftar, “” tabel “, dan sebagainya.
XHTML?
XHTML adalah varian dari HTML yang menggunakan sintaks XML, yang
Extensible Markup Language. XHTML memiliki semua elemen yang sama
(untuk paragraf, dll) sebagai varian HTML, tetapi sintaks sedikit
berbeda. Karena XHTML merupakan aplikasi XML, Anda dapat menggunakan
alat XML lain dengan itu (seperti XSLT, bahasa XML untuk mengubah
konten).
CSS
CSS adalah bahasa untuk menjelaskan presentasi dari halaman
Web. dalam Ini termasuk warna, tata letak, dan font informasi, serta
bagaimana mengubah presentasi pada berbagai jenis perangkat, seperti
yang dengan layar besar, layar kecil, atau printer. CSS adalah
independen dari HTML dan dapat digunakan dengan berbasis XML markup
language. Pemisahan HTML dari CSS membuatnya lebih mudah untuk menjaga
kode, berbagi style sheet di halaman, dan halaman penjahit lingkungan
yang berbeda. Ini disebut sebagai pemisahan struktur (atau konten) dari
presentasi.
Contoh
berikut contoh yang sangat sederhana dari sebuah bagian dari sebuah
dokumen HTML menggambarkan cara membuat link di dalam sebuah paragraf.
Ketika diberikan pada layar (atau dengan pidato synthesizer), link teks
akan “laporan akhir”; mengikuti link akan menyebabkan browser untuk
mengambil sumber daya diidentifikasi oleh “http://www.example.com/report&#8221;:
    <i><big><font color="#3366ff"><p>For more information see the
    <a href="http://www.example.com/report">final report</a>.</p>
Kelas Atribut pada ayat’s start tag ( “”) Dapat digunakan untuk
menambah gaya pada semua paragraf tersebut yang memiliki nilai atribut.
Sebagai contoh, untuk italicize teks dari semua “moreinfo” paragraf
menggunakan CSS, kita bisa menulis:
<pre>    p.moreinfo { font-style: italic }<br />

Dasar CSS
Untuk dapat mengerti bagaimana menggunakan CSS, terlebih dahulu kita harus mengerti tiga istilah dasar yang digunakan dalam CSS, yaitu selector, property, dan value. Pembahasan mengenai makna dari ketiga istilah tersebut akan dilakukan pada bagian selanjutnya.
·         Selector
Sebagai bahasa yang digunakan untuk memberikan gaya tampilan, CSS menggunakan metode deklaratif untuk menspesifikasikan bagian HTML yang ingin diberikan gaya tampilan. Pemilihan elemen HTML dilakukan dengan menspesifikasikan selector. Kode di bawah memberikan contoh dari sebuah selector, yang dapat digunakan untuk memberikan gaya tampilan terhadap seluruh elemen p yang ada pada dokumen HTML:
p {
    ....
}
Pada kode di atas, yang dikatakan selector ialah kode “p”. Singkatnya, sebuah selector merupakan seluruh kode yang berada sebelum “{}”.
Selector yang diberikan pada kode di atas melakukan pemberian gaya pada seluruh elemen p yang ada dalam dokumen. Selain memberikan desain pada seluruh elemen seperti ini, selector juga dapat memberikan desain secara lebih spesifik: melalui klasifikasi, identitas, ataupun berbagai atribut lainnya dari sebuah elemen. Pembahasan selector secara mendalam dapat ditemukan pada bab.
·         Property
Sebuah properti menentukan berbagai parameter desain yang dapat diubah dari sebuah elemen yang dipilih oleh selector. Untuk lebih mudahnya, perhatikan kode di bawah:
p {
    color: ...;
    font-size: ...;
}
Pada kode di atas, yang dikatakan property ialah kode yang berada sebelum titik dua (“:”). Kegunaan dari kedua properti tersebut tentunya cukup jelas dari nama yang diberikan, yaitu color untuk memberikan warna pada elemen p, dan font-size untuk mengubah ukuran teks. Terdapat sangat banyak properti yang dapat digunakan, tetapi pembahasan mengenai detil pengunaan tiap-tiap properti tidak akan dilakukan pada buku ini. Jika terdapat pengunaan properti baru, penjelasan akan diberikan pada bagian yang relevan. Daftar properti sendiri dapat dibaca di.
·         Value
Value merupakan nilai dari property yang ingin kita berikan. Nilai yang dapat diberikan sendiri berbeda-beda, tergantung dengan jenis property-nya. Misalnya, jika ingin memberikan nilai warna, kita harus memberikan nilai dalam format #RRGGBB (kombinasi nilai heksa merah-hijau-biru yang biasa digunakan pada program pengolah grafis seperti Photoshop). Ketika ingin memberikan nilai ukuran, kita dapat memberikan nilai dalam format nilai px atau nilai em. Untuk lebih jelasnya, kode berikut memberikan contoh value dari properti yang ada pada kode sebelumnya:
p {
    color: #FFFF00;
    font-size: 50px;
}
·         Sintaks CSS
Setelah mengerti makna dari Property, Value, dan Selector, kita dapat melihat bahwa sintaks dari CSS adalah seperti yang ditampilkan pada gambar berikut:
·         Sintaks CSS
Ingat, bahwa pada satu selector dapat diaplikasikan banyak property, dan masing-masing property akan memiliki value yang berbeda-beda, bergantung kepada apa yang direpresentasikan oleh property tersebut.
·         Penyingkatan Nilai dari Property
Ketika memberikan nilai untuk property, sintaks CSS memungkinkan kita untuk menyingkat nilai yang diberikan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kode berikut:
/*
    Bentuk Panjang
*/
p {
    margin-top    : 10px;
    margin-right  : 20px;
    margin-bottom : 10px;
    margin-left   : 20px;
}

/*
    Bentuk Singkat (1)
*/
p {
    margin: 10px 20px;
}

/*
    Bentuk Singkat (2)
*/
p {
    margin: 10px;
}
Pada bentuk panjang pada kode di atas, nilai margin atas, kanan, bawah, dan kiri diberikan satu per satu, sesuai dengan property yang ada. Penulisan ini dapat kita singkat dengan menggunakan hanya property margin dan dua value, yang secara otomatis akan mengisikan nilai top dan right, kemudian bottom dan left. Bentuk singkat kedua memberikan nilai keempat margin dengan satu value.
Perlu diingat bahwa tidak semua property dapat diisikan dengan menggunakan penulisan singkat ini. Beberapa (tetapi tidak semua) property yang dapat dituliskan secara singkat misalnya: margin, padding, border, dan background. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai property tersebut silahkan baca dokumentasi property CSS yang bersangkutan.
Mengimplementasikan CSS pada HTML
Setelah HTML selesai dituliskan, kita dapat mereferensikan CSS kepada HTML yang ada agar desain yang dispesifikasikan oleh CSS dapat diaplikasikan pada HTML. Terdapat tiga cara untuk memberikan referensi CSS, yaitu:
·         Referensi ke File Eksternal
Kita dapat memberikan referensi ke sebuah file CSS yang berada di luar HTML. Cara referensi CSS seperti ini seringkali dianggap sebagai best practice dalam pengembangan web.
·         Penulisan CSS pada Elemen Head
CSS yang ingin diaplikasikan pada sebuah dokumen HTML dapat juga dituliskan pada bagian head dari sebuah dokumen. Penulisan CSS seperti ini tidak disarankan, karena umumnya elemen-elemen yang ada dalam sebuah dokumen akan digunakan kembali pada dokumen lain. Penulisan CSS langsung pada bagian head akan menyebabkan elemen-elemen yang berulang harus dituliskan ulang pada dokumen lain juga.
·         CSS di dalam Atribut style pada Elemen
Menuliskan CSS di dalam atribut style pada elemen HTML (atribut ini dimiliki oleh semua elemen) merupakan cara terakhir, yang juga tidak disarankan karena penulisan seperti ini akan “mengotori” kode HTML. HTML dibuat dengan tujuan untuk memberikan makna semantik untuk konten, bukan desain. Begitupun, metode ini biasanya digunakan untuk manipulasi gaya yang dilakukan secara dinamis, melalui Javascript (yang tidak mengotori kode HTML, karena biasanya atribut baru diisikan setelah HTML selesai dibaca oleh browser).

SUMBER:
Cahyo. “Sejarah dan Perkembangan CSS”. 13 Maret 2016. https://cahyonex.wordpress.com/2013/11/19/sejarah-dan-perkembangan-css/
Budi,Kurniawan. “Mengenal Sistem Kerja CSS”. 13Maret 16. http://www.rajadigital.com/mengenal-sistem-kerja-cascading-style-sheet-css.html
Slave. “ Perbedaan HTML dan CSS”. 13 Maret 16. https://inconcept.wordpress.com/2010/03/10/perbedaan-html-css/
Anonim. ” Desain Web Dasar”. 13 Maret 2016. https://bertzzie.com/knowledge/desain-web-dasar/HTMLdanCSSDasar.html
Wiswakarma, Komang. 2010. Paduan Lengkap Menguasai Pemrograman CSS. Yogyakarta: Lokomedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar