Sejarah
CSS
CSS (Cascading Style
Sheet) adalah standar pembuatan dan pemakaian style untuk dokumen terstruktur.
CSS digunakan untuk mempersingkat penulisan tag HTML \ seperti font, color,
text, dan table menjadi lebih ringkas sehingga tidak terjadi pengulangan
tulisan. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman
web yang ditulis dengan HTML maupun XHTML. Meskipun demikian, bahasanya sendiri
dapat dipergunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk juga SVG dan XUL.
Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C).
CSS pertama kali
bermula sejak munculnya SGML pada tahun 1970an. Sejak kemunculannya tersebut,
CSS mengalami perkembangan yang sangat pesat. Format dasar CSS yang banyak kita
gunakan sekarang ini merupakan ide dari seoang programmer bernama Hakon Wium
Lie yang tertuang dalam proposalnya mengenai Cascading HTML Style Sheet (CHSS)
pada bulan Oktober 1994 (dalam konferensi W3C di Chicago, Illinois). Kemudian,
beliau bersama-sama dengan seorang temannya yang bernama Bert Bos mengembangkan
suatu standard CSS.
Pada akhir tahun 1996,
CSS telah resmi dipublikasikan (dan menyusul kemudian CSS Level 1 pada bulan
Desember). Pengerjaan proyek ini juga didukung oleh seorang programmer bernama
Thomas Reardon dari perusahaan software ternama, Microsoft. CSS digunakan oleh
penulis maupun pembaca halaman web untuk menentukan warna, jenis huruf, tata
letak, dan berbagai aspek tampilan dokumen. CSS digunakan terutama untuk
memisahkan antara isi dokumen (yang ditulis dengan HTML atau bahasa markup
lainnya) dengan presentasi dokumen (yang ditulis dengan CSS).
Pemisahan ini dapat
meningkatkan aksesibilitas isi, memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol
terhadap tampilan, dan mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada stuktur
isi. CSS memungkinkan halaman yang sama untuk ditampilkan dengan cara yang
berbeda untuk metode presentasi yang berbeda, seperti melalui layar, cetak,
suara (sewaktu dibacakan oleh browser basis-suara atau pembaca layar), dan juga
alat pembaca braille. Halaman HTML atau XML yang sama juga dapat ditampilkan
secara berbeda, baik dari segi gaya tampilan atau skema warna dengan
menggunakan CSS.
Sekarang penggunaan CSS
telah semakin meluas dan terus dikembangkan. Hal ini juga akan mempermudah
seorang web designer dalam mengembangkan suatu halaman web (situs).
Ada 3 cara untuk memasang Script CSS pada dokumen HTML yaitu:
Ada 3 cara untuk memasang Script CSS pada dokumen HTML yaitu:
·
External Style Sheet (file CSS berbeda
dari file HTML),
·
Internal Style Sheet (Kode CSS dipasang
di dalam tag head HTML),
·
Inline Style Sheet (Kode CSS langsung
dipasang di tag HTML, tidak direkomendasikan).
1.
CSS level 1
Pada tanggal 17 Agustus
1996 World Wide Web Consortium (W3C) menetapkan CSS sebagai bahasa pemrograman
standard dalam pembuatan web. Tujuannya adalah untuk mengurangi pembuatan
tag-tag baru oleh Netscape dan Internet Explorer, karena kedua browser tersebut
sedang bersaing mengembangkan tag sendiri untuk mengatur tampilan web.
CSS 1 mendukung
pengaturan tampilan dalam hal :
Font (Jenis ketebalan).
Warna, teks, background
dan elemen lainnya.
Text attributes,
misalnya spasi antar baris, kata dan huruf.
Posisi teks,
gambar, table dan elemen lainnya.
Margin, border
dan padiing.
2.
CSS level 2
W3C menyempurnakan CSS
tahap awal dengan menciptakan standard CSS 2 yang menjadi standard hingga saat
ini pada tahun1998. Semua atribut dari CSS 1 dimasukkan dan diperluas dengan
penekanan pada International Accessibiality and Capacibilty kususnya
media-specific CSS. CSS 2 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap format
dokumen agar bisa ditampilkan di printer.
3.
CSS level 3
CSS 3adalah versi
terbaru dari CSS yang mampu melakukan banyak hal dalam mendesain website. CSS 3
dapat melakukan animasi pada halaman website, diantaranya animasi warna dan
animasi 3D. Desainnya yang memudahkan dalam hal kompatibilitas websitenya pada
smartphone dengan dukungan fitur baru yakni media query. Selain itu, banyak
fitur baru pada CSS 3 yaitu : Multiple background, border-radius, drop-shadow,
border-image, CSS-Math dan CSS Object Model.
Fitur terbaru CSS 3 :
·
Animasi, sehingga pembuatan animasi
tidak memerlukan program sejenis Adobe Flash dan Microsoft Silverlight.
·
Beberapa efek teks, seperti teks
berbayang, kolom koran dan “Word-Wrap”.
·
Beberapa efek pada kotak, seperti kotak
yang ukurannya dapat diubah-ubah, transformasi 2 dimensi dan 2 dimensi,
sudut-sudut yang tumpul dan bayangan.
Kelebihan dan
Kekurangan CSS
Sama halnya dengan
objek – objek lain yang ada dimuka bumi ini. Dalam penggunaanya, CSS juga tidak
luput dari kelebihan dan kekurangan. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan
CSS yang saya tahu.
Berikut ini merupakan
kelebihan dan kekurangan CSS :
Kelebihan CSS:
·
CSS sangat mudah untuk dipelajari dan
digunakan
·
CSS memisahkan antara Desain dan Konten
Web/Blog
·
Pengaturan Desain dapat dilakukan
seefisien mungkin
·
Karena satu css dapat dipakai beberapa
kali ,maka dapat menghemat penulisan kode
·
Mempersingkat waktu kerja, baik saat
membuat maupun saat modifikasi halaman Web/Blog
·
Ukuran file HTML jadi lebih kecil,
karena biasanya CSS disimpan di file terpisah (External Stylesheet)
Kekurangan CSS :
·
CSS sangat menyita waktu karena tidak
semua browser mengartikan sintaks-sintaks CSS yang sama
·
Kadang desain sudah terlihat rapih di
suatu browser namun ketika dicoba di browser lain malah jadi acak-acakan
·
Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan
script-script khusu(CSS Hack)
Mengapa Perlu
Menggunakan CSS?
Sebuah halaman web ada
baiknya memisahkan antara konten dan tampilannya. Hal tersebut berarti
informasi yang ada di website harus berada pada pada halaman HTML, tetapi
halaman HTML ada baiknya tidak berisi cara untuk menampilkan informasi
tersebut. Adapun cara yang paling baik untuk menampilkan halaman yang berisi
informasi tersebut adalah dengan menggunakan CSS.
Banyak keuntungan dalam
membuat web dengan menggunakanCSS, karena CSS sudah menjadi elemen penting
dalam pembuatan web yang sederhana dan sesuai dengan tekonologi web 2.0(web
modern) yang menjadi sebuah tren web pada tahunini dan juga beberapa tahun
berikutnya. Dan sejak dulu, CSS sudah dipertimbangkan menjadi salahsatu solusi
cepat dan mudah dalam membuat web.
Dengan CSS, Anda bisa
menentukan bagaimana sebuah elemen pada halaman web seharusnya terlihat dan
hanya perlu memasukkan informasi tersebut sekali saja. Kemudian Anda hubungkan
filee CSS tersebut pada halaman web yang Anda ubah style elemennya sesuai
dengan style CSS.
Penulisan
Saat masuk pada bagian CSS, sering dijumpai kode
sebagai berikut:
h1 {
color: #0789de;
}
color: #0789de;
}
Bagian pertama sebelum tanda ‘{}’ dinamakan
selector, sedangkan yang diapit oleh ‘{}’ disebut declaration yang terdiri dari
dua unsur, yaitu property dan value. Selector dalam pernyataan di atas adalah
h1, sedangkan color adalah property, dan #0789de adalah value.
Selain itu ada tiga metode penulisan CSS atribut,
yaitu :
·
Inline Style Sheet
CSS didefinisikan langsung pada tag HTML yang
bersangkutan. Cara penulisannya cukup dengan menambahkan atribut style=”…”
dalam tag HTML tersebut. Style hanya akan berlaku pada tag yang bersangkutan,
dan tidak akan mempengaruhi tag HTML yang lain.
Contoh penulisan CSS dengan metode Inline Style Sheet :
Contoh penulisan CSS dengan metode Inline Style Sheet :
<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Inline</title>
</head>
<body bgcolor=”#FFFFFF”>
<p id=”cth1?>
Ini adalah contoh tag P tanpadiformat menggunakan CSS </p>
<p id=”cth2? style=”font-size:20pt”>
Tag P ini diformat dengan besar font 20 point </p>
<p id=”cth3? style=”font-size:14pt; color:red”>
Tag P ini diformat dengan besar font 14 point, dan menggunakan warna merah </p>
</body>
</html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Inline</title>
</head>
<body bgcolor=”#FFFFFF”>
<p id=”cth1?>
Ini adalah contoh tag P tanpadiformat menggunakan CSS </p>
<p id=”cth2? style=”font-size:20pt”>
Tag P ini diformat dengan besar font 20 point </p>
<p id=”cth3? style=”font-size:14pt; color:red”>
Tag P ini diformat dengan besar font 14 point, dan menggunakan warna merah </p>
</body>
</html>
·
Embedded Style Sheet
CSS didefinisikan terlebih dahulu dalam tag
<style> … </style> di atas tag <body>. Pada pendefinisian ini
disebutkan atribut-atribut CSS yang akan digunakan untuk tag-tag HTML, yang
selanjutnya dapat digunakan oleh tag HTML yang bersangkutan.
Contoh penggunaan CSS dengan metode Embedded Style
Sheet :
<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Embedded/title>
</head>
<style>
body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>
<head>
<title>Contoh Bentuk Embedded/title>
</head>
<style>
body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>
<body>
<h1 id=”cth1?>Judul ini berukuran 18 dengan warna merah!</h1>
<p id=”cth2?>Tag p ini di format dengan besar font 12 point dengan tipe font Arial dan mempunyai identasi 0.5 inch </p>
<p id=”cth3?>Yang perlu diperhatikan juga bahwa body disini telah diformat dengan margin kiri 0.5 inch dan warna background biru</p>
</body>
</html>
<h1 id=”cth1?>Judul ini berukuran 18 dengan warna merah!</h1>
<p id=”cth2?>Tag p ini di format dengan besar font 12 point dengan tipe font Arial dan mempunyai identasi 0.5 inch </p>
<p id=”cth3?>Yang perlu diperhatikan juga bahwa body disini telah diformat dengan margin kiri 0.5 inch dan warna background biru</p>
</body>
</html>
·
Linked Style Sheet
Metode ini hampir sama dengan metode Embedded Style
Sheet, hanya saja pendefinisian tag <style> … </style> dibuat pada
berkas terpisah dari berkas HTML yang membutuhkan CSS. Kemudian berkas lain
tersebut disimpan dalam format .css.
Pada berkas HTML yang akan menggunakan berkas CSS,
harus dibuat tag <link> yang dituliskan di antara tag <head> …
</head>.
Contoh (simpan dengan nama contoh.css) :
<style>
body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>
body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>
Sifat
CSS
Ada dua sifat CSS yaitu internal dan eksternal. Jika
internal yang dipilih, maka skrip itu dimasukkan secara langsung ke halaman
website yang akan didesain. Kalau halaman web yang lain akan didesain dengan
model yang sama, maka skrip CSS itu harus dimasukkan lagi ke dalam halaman web
yang lain itu.
Sifat yang kedua adalah eksternal di mana skrip CSS
dipisahkan dan diletakkan dalam berkas khusus. Nanti, cukup gunakan semacam
tautan menuju berkas CSS itu jika halaman web yang didesain akan dibuat seperti
model yang ada di skrip tersebut.
Fakta
Menggunakan CSS
Fakta Menggunakan CSS diantaranya :
·
Telah didukung oleh kebanyakan browser
versi terbaru, tetapi tidak didukung oleh browser-browser lama.
·
Lebih fleksibel dalam penempatan posisi
layout. Dalam layouting CSS, kita mengenal Z-Index untuk menempatkan objek
dalam posisi yang sama.
·
Menjaga HTML dalam penggunaan tag yang
minimal, hal ini berpengaruh terhadap ukuran berkas dan kecepatan pengunduhan.
·
Dapat menampilkan konten utama terlebih
dahulu, sementara gambar dapat ditampilkan sesudahnya.
·
Penerjemahan CSS setiap browser berbeda,
tata letak akan berubah jika dilihat di berbagai browser
·
CSS adalah layouting "Masa
Depan" dengan penggabungan bersama XHTML.
Cara
Kerja
Cara kerja CSS sangatlah mudah, karena CSS hanya membutuhkan style sebagai penentu dari font, warna, dan format-format lain untuk memformat atribut sebuah halaman web yang kita buat. Tiap style memiliki dua buah elemen dasar yaitu “selector” dan “declaration”.
Sebuah selector biasanya adalah tag HTML, sementara declaration adalah satu atau beberapa perintah / nilai dari CSS yang menunjukkan type bentuk yang diaplikasikan pada selector. Declaration ini biasanya di tandai dengan tanda kurung kurawal “{ }” , dan perintah atau nilai CSS yang berbeda dipisahkan satu dengan yang lain dengan menggunakan titik-koma “;” seperti terlihat pada contoh berikut :
< style type="text/css">
.teks {font-family:verdana; color:blue;}
< /style>
.teks {font-family:verdana; color:blue;}
< /style>
Disini terlihat bahwa .teks adalah selector, dan
{font-family:verdana; color:blue;} adalah declaration.
Selector-selector dan style dalam CSS akan dimasukkan dalam sebuah tempat yang sama dalam isi dokumen HTML atau dibuat diluar dokumen HTML yang nantinya akan dipanggil untuk menentukan isi tampilan dokumen HTML. Anda hanya menunjuk pada selector-selector dimana akan mengaktifkan sebuah style yang anda inginkan.
Hal yang paling umum dalam memasukkan kode Style CSS dengan menggunakan tag < style type=”text/css”>. Tag < style type=”text/css”> ini selalu tampil dalam bagian < head> dan sebelum < /head> dari dokumen anda seperti terlihat pada contoh berikut :
< html>
< head>
< style type="text/css">
... aturan-aturan css ...
< /style>
< /head>
< body>
... Dokumen html yang akan diberikan aturan CSS ...
< /body>
< /html>
Selector-selector dan style dalam CSS akan dimasukkan dalam sebuah tempat yang sama dalam isi dokumen HTML atau dibuat diluar dokumen HTML yang nantinya akan dipanggil untuk menentukan isi tampilan dokumen HTML. Anda hanya menunjuk pada selector-selector dimana akan mengaktifkan sebuah style yang anda inginkan.
Hal yang paling umum dalam memasukkan kode Style CSS dengan menggunakan tag < style type=”text/css”>. Tag < style type=”text/css”> ini selalu tampil dalam bagian < head> dan sebelum < /head> dari dokumen anda seperti terlihat pada contoh berikut :
< html>
< head>
< style type="text/css">
... aturan-aturan css ...
< /style>
< /head>
< body>
... Dokumen html yang akan diberikan aturan CSS ...
< /body>
< /html>
Untuk menentukan font dan warna-warna tiap kali anda
memulai sebuah cell table, anda dapat menentukan sebuah style dan kemudian anda
tinggal menunjuk ke style dalam cell table anda. Bandingkan contoh dari sebuah
table berikut yang dibuat menggunakan HTML sederhana :
< html>
< head>belajar css
< /head>
< body>
< table>
< tr>< td bgcolor="red" align="center">
< font face="verdana" color="blue">belajar css1
< /font>< /td>< /tr>
< /table>
< /body>
< /html>
< head>belajar css
< /head>
< body>
< table>
< tr>< td bgcolor="red" align="center">
< font face="verdana" color="blue">belajar css1
< /font>< /td>< /tr>
< /table>
< /body>
< /html>
Bandingkan jika dokumen tersebut dibuat dengan
menggunakan CSS (dengan menganggap bahwa sebuah selector yang dipanggil “teks”
telah ditetapkan yang akan mengatur format teks dokumen html tersebut).
< html>
< head>< title>belajar css< /title>
< style type="text/css">
.teks { background-color:red; color:blue; font-family:verdana;}
< /style>
< /head>
< body>
< table>
< tr>< td class="teks">belajar css1< /td>< /tr>
< /table>
< /body>
< /html>
< head>< title>belajar css< /title>
< style type="text/css">
.teks { background-color:red; color:blue; font-family:verdana;}
< /style>
< /head>
< body>
< table>
< tr>< td class="teks">belajar css1< /td>< /tr>
< /table>
< /body>
< /html>
Perbedaan
HTML dan CSS
HTML (yang Hypertext Markup Language) dan CSS
(Cascading Style Sheets) adalah dua teknologi inti untuk membangun
halaman Web. HTML menyediakan “struktur” dari halaman. CSS adalah
bahasa yang kuat untuk menggambarkan (visual dan pendengaran) tampilan
halaman, untuk berbagai perangkat. Seiring dengan grafis dan scripting,
HTML dan CSS adalah dasar-dasar membangun halaman Web dan Web Aplikasi.
(Cascading Style Sheets) adalah dua teknologi inti untuk membangun
halaman Web. HTML menyediakan “struktur” dari halaman. CSS adalah
bahasa yang kuat untuk menggambarkan (visual dan pendengaran) tampilan
halaman, untuk berbagai perangkat. Seiring dengan grafis dan scripting,
HTML dan CSS adalah dasar-dasar membangun halaman Web dan Web Aplikasi.
HTML
HTML adalah bahasa untuk menggambarkan struktur
halaman Web. HTML memberikan penulis cara-cara untuk:
·
Publikasikan dokumen online dengan
judul, teks, tabel, daftar, foto, dll
·
Mengambil informasi online melalui
hypertext link, di klik sebuah tombol.
·
Desain formulir untuk melakukan
transaksi dengan layanan jarak
jauh, untuk gunakan dalam mencari informasi, membuat reservasi, memesan
produk, dll
jauh, untuk gunakan dalam mencari informasi, membuat reservasi, memesan
produk, dll
·
menyebarkan-lembaran, klip video, klip
suara, dan aplikasi lain secara langsung dalam dokumen mereka.
Dengan HTML, penulis menggambarkan struktur halaman menggunakan
“markup.” The ” unsur-unsur “label bahasa potongan konten seperti”
paragraf, “” daftar, “” tabel “, dan sebagainya.
XHTML?
XHTML adalah varian dari HTML yang menggunakan
sintaks XML, yang
Extensible Markup Language. XHTML memiliki semua elemen yang sama
(untuk paragraf, dll) sebagai varian HTML, tetapi sintaks sedikit
berbeda. Karena XHTML merupakan aplikasi XML, Anda dapat menggunakan
alat XML lain dengan itu (seperti XSLT, bahasa XML untuk mengubah
konten).
Extensible Markup Language. XHTML memiliki semua elemen yang sama
(untuk paragraf, dll) sebagai varian HTML, tetapi sintaks sedikit
berbeda. Karena XHTML merupakan aplikasi XML, Anda dapat menggunakan
alat XML lain dengan itu (seperti XSLT, bahasa XML untuk mengubah
konten).
CSS
CSS adalah bahasa untuk menjelaskan presentasi dari
halaman
Web. dalam Ini termasuk warna, tata letak, dan font informasi, serta
bagaimana mengubah presentasi pada berbagai jenis perangkat, seperti
yang dengan layar besar, layar kecil, atau printer. CSS adalah
independen dari HTML dan dapat digunakan dengan berbasis XML markup
language. Pemisahan HTML dari CSS membuatnya lebih mudah untuk menjaga
kode, berbagi style sheet di halaman, dan halaman penjahit lingkungan
yang berbeda. Ini disebut sebagai pemisahan struktur (atau konten) dari
presentasi.
Web. dalam Ini termasuk warna, tata letak, dan font informasi, serta
bagaimana mengubah presentasi pada berbagai jenis perangkat, seperti
yang dengan layar besar, layar kecil, atau printer. CSS adalah
independen dari HTML dan dapat digunakan dengan berbasis XML markup
language. Pemisahan HTML dari CSS membuatnya lebih mudah untuk menjaga
kode, berbagi style sheet di halaman, dan halaman penjahit lingkungan
yang berbeda. Ini disebut sebagai pemisahan struktur (atau konten) dari
presentasi.
Contoh
berikut contoh yang sangat sederhana dari sebuah
bagian dari sebuah
dokumen HTML menggambarkan cara membuat link di dalam sebuah paragraf.
Ketika diberikan pada layar (atau dengan pidato synthesizer), link teks
akan “laporan akhir”; mengikuti link akan menyebabkan browser untuk
mengambil sumber daya diidentifikasi oleh “http://www.example.com/report”:
dokumen HTML menggambarkan cara membuat link di dalam sebuah paragraf.
Ketika diberikan pada layar (atau dengan pidato synthesizer), link teks
akan “laporan akhir”; mengikuti link akan menyebabkan browser untuk
mengambil sumber daya diidentifikasi oleh “http://www.example.com/report”:
<i><big><font color="#3366ff"><p>For
more information see the
<a
href="http://www.example.com/report">final
report</a>.</p>
Kelas Atribut pada ayat’s start tag ( “”) Dapat
digunakan untuk
menambah gaya pada semua paragraf tersebut yang memiliki nilai atribut.
Sebagai contoh, untuk italicize teks dari semua “moreinfo” paragraf
menggunakan CSS, kita bisa menulis:
menambah gaya pada semua paragraf tersebut yang memiliki nilai atribut.
Sebagai contoh, untuk italicize teks dari semua “moreinfo” paragraf
menggunakan CSS, kita bisa menulis:
<pre>
p.moreinfo { font-style: italic }<br />
Dasar
CSS
Untuk dapat mengerti
bagaimana menggunakan CSS, terlebih dahulu kita harus mengerti tiga istilah
dasar yang digunakan dalam CSS, yaitu selector, property, dan value. Pembahasan
mengenai makna dari ketiga istilah tersebut akan dilakukan pada bagian
selanjutnya.
·
Selector
Sebagai bahasa yang
digunakan untuk memberikan gaya tampilan, CSS menggunakan metode deklaratif
untuk menspesifikasikan bagian HTML yang ingin diberikan gaya tampilan.
Pemilihan elemen HTML dilakukan dengan menspesifikasikan selector. Kode di
bawah memberikan contoh dari sebuah selector, yang dapat digunakan untuk
memberikan gaya tampilan terhadap seluruh elemen p yang ada pada dokumen HTML:
p {
....
}
Pada kode di atas, yang
dikatakan selector ialah kode “p”. Singkatnya, sebuah selector merupakan
seluruh kode yang berada sebelum “{}”.
Selector yang diberikan
pada kode di atas melakukan pemberian gaya pada seluruh elemen p yang ada dalam
dokumen. Selain memberikan desain pada seluruh elemen seperti ini, selector
juga dapat memberikan desain secara lebih spesifik: melalui klasifikasi,
identitas, ataupun berbagai atribut lainnya dari sebuah elemen. Pembahasan
selector secara mendalam dapat ditemukan pada bab.
·
Property
Sebuah properti
menentukan berbagai parameter desain yang dapat diubah dari sebuah elemen yang
dipilih oleh selector. Untuk lebih mudahnya, perhatikan kode di bawah:
p {
color: ...;
font-size: ...;
}
Pada kode di atas, yang
dikatakan property ialah kode yang berada sebelum titik dua (“:”). Kegunaan
dari kedua properti tersebut tentunya cukup jelas dari nama yang diberikan,
yaitu color untuk memberikan warna pada elemen p, dan font-size untuk mengubah
ukuran teks. Terdapat sangat banyak properti yang dapat digunakan, tetapi
pembahasan mengenai detil pengunaan tiap-tiap properti tidak akan dilakukan
pada buku ini. Jika terdapat pengunaan properti baru, penjelasan akan diberikan
pada bagian yang relevan. Daftar properti sendiri dapat dibaca di.
·
Value
Value merupakan nilai
dari property yang ingin kita berikan. Nilai yang dapat diberikan sendiri
berbeda-beda, tergantung dengan jenis property-nya. Misalnya, jika ingin
memberikan nilai warna, kita harus memberikan nilai dalam format #RRGGBB
(kombinasi nilai heksa merah-hijau-biru yang biasa digunakan pada program
pengolah grafis seperti Photoshop). Ketika ingin memberikan nilai ukuran, kita
dapat memberikan nilai dalam format nilai px atau nilai em. Untuk lebih
jelasnya, kode berikut memberikan contoh value dari properti yang ada pada kode
sebelumnya:
p {
color: #FFFF00;
font-size: 50px;
}
·
Sintaks CSS
Setelah mengerti makna
dari Property, Value, dan Selector, kita dapat melihat bahwa sintaks dari CSS
adalah seperti yang ditampilkan pada gambar berikut:
·
Sintaks CSS
Ingat, bahwa pada satu
selector dapat diaplikasikan banyak property, dan masing-masing property akan
memiliki value yang berbeda-beda, bergantung kepada apa yang direpresentasikan
oleh property tersebut.
·
Penyingkatan Nilai dari Property
Ketika memberikan nilai
untuk property, sintaks CSS memungkinkan kita untuk menyingkat nilai yang
diberikan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kode berikut:
/*
Bentuk Panjang
*/
p
{
margin-top : 10px;
margin-right : 20px;
margin-bottom : 10px;
margin-left : 20px;
}
/*
Bentuk Singkat (1)
*/
p
{
margin: 10px 20px;
}
/*
Bentuk Singkat (2)
*/
p
{
margin: 10px;
}
Pada
bentuk panjang pada kode di atas, nilai margin atas, kanan, bawah, dan kiri
diberikan satu per satu, sesuai dengan property yang ada. Penulisan ini dapat
kita singkat dengan menggunakan hanya property margin dan dua value, yang
secara otomatis akan mengisikan nilai top dan right, kemudian bottom dan left.
Bentuk singkat kedua memberikan nilai keempat margin dengan satu value.
Perlu diingat bahwa
tidak semua property dapat diisikan dengan menggunakan penulisan singkat ini.
Beberapa (tetapi tidak semua) property yang dapat dituliskan secara singkat
misalnya: margin, padding, border, dan background. Untuk mendapatkan informasi
lebih lanjut mengenai property tersebut silahkan baca dokumentasi property CSS
yang bersangkutan.
Mengimplementasikan
CSS pada HTML
Setelah HTML selesai dituliskan, kita dapat
mereferensikan CSS kepada HTML yang ada agar desain yang dispesifikasikan oleh
CSS dapat diaplikasikan pada HTML. Terdapat tiga cara untuk memberikan
referensi CSS, yaitu:
·
Referensi ke File Eksternal
Kita dapat memberikan referensi ke sebuah file CSS
yang berada di luar HTML. Cara referensi CSS seperti ini seringkali dianggap
sebagai best practice dalam pengembangan web.
·
Penulisan CSS pada Elemen Head
CSS yang ingin diaplikasikan pada sebuah dokumen
HTML dapat juga dituliskan pada bagian head dari sebuah dokumen. Penulisan CSS
seperti ini tidak disarankan, karena umumnya elemen-elemen yang ada dalam
sebuah dokumen akan digunakan kembali pada dokumen lain. Penulisan CSS langsung
pada bagian head akan menyebabkan elemen-elemen yang berulang harus dituliskan
ulang pada dokumen lain juga.
·
CSS di dalam Atribut style pada Elemen
Menuliskan CSS di dalam atribut style pada elemen
HTML (atribut ini dimiliki oleh semua elemen) merupakan cara terakhir, yang
juga tidak disarankan karena penulisan seperti ini akan “mengotori” kode HTML.
HTML dibuat dengan tujuan untuk memberikan makna semantik untuk konten, bukan
desain. Begitupun, metode ini biasanya digunakan untuk manipulasi gaya yang
dilakukan secara dinamis, melalui Javascript (yang tidak mengotori kode HTML,
karena biasanya atribut baru diisikan setelah HTML selesai dibaca oleh
browser).
SUMBER:
Cahyo. “Sejarah dan Perkembangan
CSS”. 13 Maret 2016. https://cahyonex.wordpress.com/2013/11/19/sejarah-dan-perkembangan-css/
Anonim. “Mengenal CSS”.
13 Maret 2016. http://jayaweb.com/artikel/desain-web/95-mengenal-cascading-style-sheet-css.html
Budi,Kurniawan. “Mengenal
Sistem Kerja CSS”. 13Maret 16. http://www.rajadigital.com/mengenal-sistem-kerja-cascading-style-sheet-css.html
Slave. “ Perbedaan HTML
dan CSS”. 13 Maret 16. https://inconcept.wordpress.com/2010/03/10/perbedaan-html-css/
Anonim. ” Desain Web
Dasar”. 13 Maret 2016. https://bertzzie.com/knowledge/desain-web-dasar/HTMLdanCSSDasar.html
Wiswakarma, Komang.
2010. Paduan Lengkap Menguasai Pemrograman CSS. Yogyakarta: Lokomedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar