Selasa, 17 Mei 2016

SOSIAL NETWORK SITES

Social Networking adalah sebutan lain terhadap website community.
Social Networking adalah tempat untuk para netter berkolaborasi dengan netter lainnya.
Social Networking adalah kegiatan menjalin hubungan dengan orang lain melalui social media sites / situs jejaring sosial yang ada di internet. Bisa diakses di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Dan tidak jarang juga, orang-orang yang “maenan” situs semacam ini dibilang melakukan kegiatan yang ngga mutu. Padahal status update pun memiliki potensi dengan dampak yang luas. Sayangnya, terlalu sering sebuah buku dinilai hanya dari sampulnya.

Manusia pada dasarnya memang sudah terkonfigurasi secara biologis untuk bersosialisasi. Kita semua ingin untuk bertatap muka dengan orang lain (kita bahkan memiliki kelebihan bawaan dari lahir untuk melakukan facial recognition!), berbagi satu sama lain, merasa terkoneksi, dan aspek-aspek lainnya dari kehidupan sosial.
Dulunya sangat susah bagi kita untuk bisa bertemu dengan banyak orang. Palingan pakai surat atau telegram. Kemudian datanglah telepon dan kemudian handphone yang mengakibatkan dompet kurus kering. Di satu sisi, memang tagihan pulsa yang ngga karuan adalah hal yang buruk, tetapi bila dilihat di sisi yang lain, ini adalah bukti nyata kebutuhan dasar sebagai manusia untuk berhubungan dengan orang lain.
Dan datanglah era internet dengan bentuk dasar yang tidak menghiraukan batasanapapun. Semua orang dapat terkoneksi di atas satu medium. Siapapun dapat mengakses situs apapun. Dan karenanya, saat sebuah situs jejaring sosial dimana orang-orang berkumpul disediakan, banyak orang secara alami tertarik untuk datang ke sana.

Ketik, ketik, ketik, tekan tombol share. Semudah itu kita memberikan akses untuk ratusan bahkan ribuan orang untuk bisa masuk ke sepenggal dari pikiran kita. Berbagi di social media itu pada hakikatnya sama seperti mengirim sms ke ratusan orang atau yang disebut juga dengan broadcasting. Dan poin yang paling crucial di sini adalah, orang-orang yang bisa melihat apa yang kita share adalah orang-orang yang memang sudah dari awalnya ada niat untuk berhubungan dengan kita!.
Bandingkan dengan usaha broadcasting konvensional seperti radio dan tv. Orang-orang yang melihat/mendengar iklan yang diputar memang luar biasa banyaknya. Tapi pertanyaannya, berapakah dari segitu banyaknya orang yang sebenarnya berminat? Dan kalaupun ada minat, sebenarnya minatnya untuk apa? Untuk sinetron yang sedang diputar, atau untuk iklan-iklan selingannya?
Bayangkan pengaruhnya untuk bisnis kamu jika kamu menyampaikan, dengan cara yang benar, sebuah referral kepada orang-orang di friendlist kamu? Menurut kamu, seberapa tinggi kemungkinan mereka menyimak? Seberapa tinggi kemungkinan mereka untuk click-through dan take action?

Orang sangat suka berbagi. Ada yang memang sifatnya suka memberi dan membagikan, dan ada juga yang melakukannya karena mereka bisa merasa diapresiasi atas informasi yang mereka berikan.
Itu sangat alamiah secara psikologis. Apresiasi yang diberikan, secara tidak langsung, mengangkat derajat dan reputasi mereka di dunia tersebut. Mungkin ini sedikit terkesan aneh, tetapi uang bukanlah segalanya di dunia internet. Atensi dan reputasi adalah sesuatu yang tidak kalah berharga dan hal ini juga diakui oleh search engine di dalam algoritmanya yang memfaktorkan popularitas sebuah website (Google: PR).
Dan yang sangat mencengangkan adalah, seberapa cepatnya informasi yang kamu bagikan bisa menyebar. Thanks to  fitur-fitur yang disediakan oleh situs-situs jejaring sosial -ReTweet untuk Twitter, Share untuk Facebook, dan Social Bookmarking- informasi bisa menyebar luas ke satu dunia dalam hitungan menit. Masih ingat kejadian bom di JW Mariott kemarin? Salah satu jurnalis di blog Mashable (basis di Amerika) sudah meliput tweet orang yang berada di lokasi kejadian dalam hitungan (4) jam.
Kemudahan penyebaran dari fitur-fitur yang disediakan ditambah dengan sifat berbagi dan keinginan untuk mendapatkan reputasi adalah turbin penggerak utama dari tenaga Social Networking. Ini bukan main-main, fellas. Ini nyata dan kamu beserta bisnis kamu bisa terjerat (baik dengan makna positif maupun negatif) di dalamnya mulai hari ini juga.

Kata penutup – Motivasi dasar dari Social Networking adalah membangun hubungan
Fokuskan campaign sosial untuk membina relasi dengan orang lain.
“… Facebook bukanlah alat untuk berjualan, tapi alat untuk melakukan percakapan.”
Ungkapan di atas benar adanya. Prita Pitra menyebutkan Facebook, tetapi sebenarnya quote di atas juga berlaku untuk semua social media pada umumnya;  entah, twitter, youtube, facebook, digg, dan lain-lain. Pastikan motivasi kamu selaras dengan motivasi yang menggerakan social networking secara keseluruhan, yaitu untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain. dan bukan untuk mencari uang!
Jangan terlibat di dalam social networking  dengan motif finansial. Pendapatan akan datang dengan sendirinya jika kamu disukai oleh orang-orang walaupun bukan secara langsung ataupun dalam bentuk moneter. Ingat bahwa mata uang yang berlaku di internet bukan cuma Rp, USD, EUR, dan sebagainya; popularitas, atensi dan reputasi adalah penggerak utama situs-situs jejaring sosial. Selalu hormati prinsip di atas dan taati etika dan norma yang berlaku di setiap komunitas dan kamu pun akan menuai untungnya.


SUMBER:
http://razkingred.blogspot.co.id/2011/01/social-networking-adalah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar