Minggu, 09 April 2017

PENULISAN 7 - PENGANTAR TEKNOLOGI GAME

PENAMPILAN GRAFIK GAME PADA KOMPUTER DAN HANDPHONE
Pengertian Visibility merupakan  tampilan grafik scene game pada komputer. Bagaimana sebuah game terlihat oleh user agar menarik dan berkualitas sehingga user menikmati game tersebut.
Biasanya pada video game terdapat istilah scene 2.5D. Sebenarnya istilah tersebut tidak berbeda jauh dari scene 2D (dua dimensi). Hanya saja 2.5D memiliki beberapa fitur tambahan berupa efek cahaya, bayangan dan sebagainya  yang dibuat agar seakan-akan menyerupai scene 3D.
Biasanya gameplaynya memang mirip game 2D dimana kita hanya bisa bergerak secara horizontal dan vertical namun beberapa gambarnya di render secara 3D. Teori grafik 2.5D ini biasa juga disebut dengan pseudo-3D sedangkan pada istilah game lebih dikenal dengan isometric/diametric/trimetric projection.
Game bertipe ini menggunakan 2 macam tipe pemodelan:
o   3 Dimensi object/model
ini merupakan model/object 3D yang nantinya akan dijadikan sebagai karakter utama, bangunan, object-object seperti senjata, musuh, permukaan tanah, pohon, dan bukit. Object 3D seperti ini bisa dibuat dengan menggunakan program seperti 3DS Max, Maya, Hash, dan Blender
o   2 Dimensi graphic
Gambar 2D juga berperan dalam membuat game ini yaitu sebagai texture untuk object, sebagai latar belakang seperti  langit dan pemandangan, sebagai meteran untuk nyawa dan gambar untuk speedometer pada game racing.

Kegunaan 2.5D dalam game adalah sebagai pengaturan gerakan seperti golden axe, double dragon, path finding yang biasanya cukup sederhana. Hal ini berguna untuk mengikuti posisi pemain dan agar game lebih 'hidup'. Pada video game, biasanya scene 2.5D ini lebih digunakan dalam visualisasi geografis (GVIS) untuk membantu memahami representasi visual spasial-kognitif atau visualisasi 3D.
Hobi bermain game sebenarnya bisa dilakukan di sela-sela aktivitas rutin. Sebagian orang bahkan sudah melakukannya. Terlebih lagi, sekarang main game di ponsel juga bisa semulus permainan di komputer. Meski begitu, masih saja ada gamer bimbang memulai bermain game di ponsel untuk permainan-permainan yang biasa mereka jalankan di komputer dekstop alias PC.
Alasan pertama kebimbangan itu, PC—dengan spesifikasi tinggi—bisa memainkan hampir semua game yang beredar di pasar, berbeda dengan console. Game untuk Playstation 1, misalnya, tidak bisa dimainkan di Playstation 2. Perangkat ponsel juga kerap dianggap punya keterbatasan yang sama dengan console. Gadget dianggap tergantung pada ketersediaan aplikasi permainan di “pasar” seperti play store atau app store. Sudah begitu, pilihan controller untuk PC juga lebih banyak. Selain keyboard dan mouse, PC bisa tersambung dengan beragam controller seperti joystick, racing wheel (untuk game balap), atau virtual guitar untuk permainan berbasis alat musik itu. Hal menarik lain jika bermain game di PC adalah penambahan mod game. Ini adalah fitur tambahan atau pengganti dalam sebuah game. Tampilan mobil polisi bisa berubah menjadi laiknya mobil polisi di Indonesia saat bermain Grand Thief Auto (GTA), misalnya.
Bermain game di PC juga dianggap lebih mudah untuk "naik level". Ketika gamer ingin memainkan game yang butuh spesifikasi tinggi, tinggal upgrade saja PC-nya dengan menambah RAM atau mengganti kartu grafis. Spesifikasi PC yang dirakit untuk para gamer akan memastikan tak ada cerita permainan mendadak lemot apalagi putus-putus.

Fleksibelitas-berkualitas

Tantangannya, PC untuk gamer tetap saja mahal. Pemakaian listrik untuk menyokong semua kebutuhan bermain game di PC pun besar, bisa sampai 1.000 Watt. Namun, tantangan terbesar dari bermain game di PC adalah posisi yang tak bisa bergeser. Mana bisa bermain game di kereta api selama perjalanan pulang memakai PC?
Fleksibelitas ini yang kemudian jadi andalan smartphone untuk "merebut" hati para gamer. Selama spesifikasi ponsel—seperti dukungan RAM dan prosesor—memenuhi, bermain game sekarang bisa dilakukan di sembarang tempat. Adapun soal kualitas grafis ponsel untuk game, kini sudah ada pula pemograman aplikasi antar-muka (API) baru yang memastikan tampilan gambar di layar ponsel setara dengan PC. Fasilitas baru itu dikenal dengan sebutan "Vulkan API 1.0", versi terbaru paket pemrograman antar-muka Open Graphics Library for Embedded System (Open GL-ES).  Smartphone yang sudah mengadopsi aplikasi berbasis Vulkan API, memiliki kemampuan pengelolaan optimal untuk penggunaan prosesor (CPU), kartu grafis (GPU), dan memori (RAM).
Bila Open GL dirancang untuk mendukung CPU smartphone berbasis prosesor dengan inti tunggal (single-core), Vulkan API disiapkan untuk prosesor berinti banyak (multi-core). Efisiensi kinerja prosesor dari smartphone yang telah mengadopsi Vulkan API untuk tampilan grafisnya didapat dari pembagian beban kerja yang lebih merata antar-core. Adapun efek penyematan Vulkan API untuk GPU dapat ditengok dari frame rate dan rendering yang lebih baik. Hasilnya, tak ada lagi gambar dan permainan "lemot" sekalipun dijalankan di ponsel.

SUMBER:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar