Karya Sastra
Chairil Anwar
Aku adalah sebuah puisi karya Chairil
Anwar, karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah
satu puisi paling terkemuka dari Angkatan '45. Aku memiliki tema pemberontakan
dari segala bentuk penindasan. Penulisnya ingin "hidup seribu tahun
lagi", namun ia menyadari keterbatasan usianya, dan kalau ajalnya tiba, ia
tidak ingin seorangpun untuk meratapinya.
AKU
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Masyarakat sastra pada umumnya telah
mengenal seorang Chairil Anwar, seorang penyair besar yang juga pelopor dari
Angkatan ’45. Walaupun ia seorang penyair besar, namun itu tidak mencerminkan
kehidupannya yang nyaman seperti seseorang yang agung dan mempunyai sebuah nama
besar. Kehidupannya begitu sederhana dan dinamis, bahkan lebih banyak masa-masa
sulit yang ia hadapi.
Chairil Anwar mulai banyak dikenal oleh
masyarakat dari puisinya yang paling terkenal berjudul Semangat yang kemudian
berubah judul menjadi Aku. Puisi yang ia tulis pada bulan Maret tahun 1943 ini
banyak menyita perhatian masyarakat dalam dunia sastra. Dengan bahasa yang
lugas, Chairil berani memunculkan suatu karya yang belum pernah ada sebelumnya.
Pada saat itu, puisi tersebut mendapat banyak kecaman dari publik karena
dianggap tidak sesuai sebagaimana puisi-puisi lain pada zaman itu. Puisi
tersebut tentu bukan Chairil ciptakan tanpa tujuan, hanya saja tujuan dari
puisi tersebut yang belum diketahui oleh masyarakat.
Chairil Anwar adalah seorang penyair yang
menuliskan apa saja yang ditemukannya dan dihadapinya dalam pencarian itu,
sebagaimana perkataan Sastrowardoyo dalam Ginting (2007), bahwa pengarang seperti Chairil Anwar, Sitor
Situmorang, Ajip Rosidi, dan Goenawan
Mohammad terombang-ambing di antara dua kutub, kebudayaan daerah dan
kota, tradisi dan modern, Timur dan Barat. Lebih lanjut lagi, dikatakan bahwa nasib manusia perbatasan adalah buah
dari pencarian hendak modern itu.
Jadi, puisi Aku ini adalah buah hasil dari
pencarian Chairil sebagai manusia perbatasan yang terombang-ambing diantara dua
kutub sebagaimana yang dikatakan oleh Sastrowardoyo. Selain itu, puisi Aku ini
adalah puisi Chairil Anwar yang paling memiliki corak khas dari beberapa sajak lainnya. Alasannya, sajak
Aku bersifat destruktif terhadap corak bahasa ucap yang biasa digunakan penyair Pujangga Baru seperti Amir
Hamzah sekalipun. Idiom ’binatang jalang’ yang digunakan dalam sajak tersebut
pun sungguh suatu pendobrakan akan
tradisi bahasa ucap Pujangga Baru yang masih cenderung mendayu-dayu.
Puisi Aku dan Chairil Anwar adalah dua sisi
yang tak pernah bisa dilepaskan. Sebagaimana pengarangnya, puisi Aku ini juga
mempunyai banyak sisi yang menarik untuk diketahui lebih dalam. Oleh karena
itu, penulis memilih judul tersebut untuk mengetahui lebih lanjut tentang puisi
Aku dan keterkaitannya dengan Chairil Anwar sebagai pengarang dari puisi
tersebut.
KAHLIL GIBRAN
IBU
Oleh Kahlil Gibran
Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di
dalam kesedihan.
Pemberi harapan di dalam penderitaan, dan
pemberi kekuatan di dalam kelemahan.
Dialah sumber cinta, belas kasihan, simpati
dan pengampunan.
Manusia yang kehilangan ibunya bererti
kehilangan jiwa sejati yang memberi berkat dan menjaganya tanpa henti.
Segala sesuatu di alam ini melukiskan
tentang susuk ibu.
Matahari adalah ibu dari planet bumi yang
memberikan makanannya dengan pancaran panasnya.
Matahari tak pernah meninggalkan alam
semesta pada malam hari sampai matahari meminta bumi untuk tidur sejenak di
dalam nyanyian lautan dan siulan burung-burung dan anak-anak sungai.
Dan Bumi ini adalah ibu dari pepohonan dan
bunga-bunga menjadi ibu yang baik bagi buah-buahan dan biji-bijian.
Ibu sebagai pembentuk dasar dari seluruh
kewujudan dan adalah roh kekal, penuh dengan keindahan dan cinta.
Menurutnya, sang penulis yang terkenal dengan karya yang sangat terkenal
dan bisa dikatakan semua tulisan beliau adalah hasil perenungan yang mendalam
atas kejadian yang ada disekitar beliau. Bahkan ada beberapa yang mengalaminya
sendiri. Pada puisi diatas sang penyair menciptakan melihat sosok ibu yang
segalanya bagi penyair, ibu adalah penghibur bagi sang penyair, sebgai sumber
cinta dalam keluarga.
CREATED BY:
REZHA ALVITA SARI || 1IA18 || 59414199
Tidak ada komentar:
Posting Komentar